Blog Artikel

Mengenal Perbedaan Ban Motor Listrik dan Ban Motor Konvensional

Perlu diketahui bahwa pada konstruksi ban untuk jenis motor listrik ternyata memiliki perbedaan spesifikasi dari konstruksi ban pada jenis motor-motor konvensional.

Perbedaan yang mendasari spesifikasi ban yang berbeda ini adalah dikarenakan pada jenis motor listrik umumnya memiliki torsi yang lebih besar jika dibandingkan motor konvensional pada umumnya.

Hal ini sebagaimana diungkapkan Ferry Nurul Fajar, Technical & Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) sebagaimana dikutip dari laman gridoto.com;

“Untuk motor Yamaha Neo’s ini contohnya, dia pakai ban khusus EV dikarenakan dinamo motor listrik pada Yamaha Neo’s ini diaplikasikan pada bagian roda belakang, makanya hentakan torsi pada bagian ban belakang akan sangat kuat.

Karena alasan ini, sehingga konstruksi ban yang akan digunakan pada jenis motor listrik ini juga harus disesuaikan komponennya dengan besaran torsi yang dihasilkan, tidak disarankan menggunakan ban biasa karena akan mempengaruhi daya tahan ban dan boros penggunaan energi baterai.” ungkap Ferry.

Penjelasan senada juga disampaikan Gunawan, Sales Domestik PT Industri Karet Deli (IKD) selaku induk dari perusahaan konstruksi ban dengan merek Swallow, mengatakan bahwa ban motor listrik memiliki keunikan tersendiri dibandingkan konstruksi ban pada motor konvensional.

Perbedaan pertama, dapat dilihat dari sisi rolling resistance atau hambatan gulir yang rendah untuk menghemat penggunaan energi baterai per-kilometer.

Perbedaan kedua, pada ban khusus motor listrik terdapat satu komponen bernama polyester ply yang memberikan stabilitas dan kemampuan manuver ban yang lebih optimal.

Perbedaan ketiga, dapat dilihat pada bagian sudut alur pattern yang didesain dapat secara optimal memecah genangan air dan mengalirkan air melalui jalur kembangan ban menjadi lebih baik.

“Komponen ban pada jenis motor listrik dipastikan memiliki daya tahan kikis yang lebih baik dan dapat mengakomodir hentakan torsi tinggi motor elektrik, memungkinkan traksi yang lebih baik, membantu dalam menghasilkan energi regeneratif yang lebih efisien.

Selain itu, kontak area ban yang lebih besar juga akan meningkatkan kemampuan daya cengkraman ban.” ucap Gunawan.

Selain menggunakan jenis ban khusus yang dapat beradaptasi dengan hentakan torsi tinggi serta dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi baterai, faktor penunjang lainnya yang juga memengaruhi kemampuan performa ban agar dapat bekerja maksimal adalah pilihan penggunaan gas Nitrogen untuk mengisi tekanan ban.

Gas Nitrogen yang telah teruji secara sains memiliki karakteristik dingin, sehingga akan meminimalisir terjadinya penguapan udara di dalam ban. Suhu ban yang tetap terjaga pada temperatur rendah akan mengoptimalkan kinerja ban, menjaga kemampuan traksi ban dengan permukaan jalan.

Alasan lainnya mengapa penggunaan gas Nitrogen lebih dianjurkan ketimbang menggunakan angin biasa (udara) adalah karena massa atau berat jenis molekul gas Nitrogen yang lebih ringan dari udara, sehingga penggunaannya pada jarak tertentu dapat dikalkulasikan akan menghemat penggunaan bahan bakar sekitar 3%.

Sekarang ini, tempat-tempat pengisian Nitrogen sangat mudah kita jumpai di banyak tempat, mulai dari yang berlokasi di SPBU-SPBU terdekat, maupun yang berada di tempat lainnya seperti Fast Nitrogen.

Baca Juga: Ketahui Batas Maksimum Kecepatan Ban Sesuai Ketentuan Pabrikan

Penulis: Imam Pramana
Editor: Team Editor Nitro Pratama
Sumber: Gridoto.com, Kompas.com

Post A Comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.