Jalan berlubang seringkali bermunculan di musim penghujan, penyebab utamanya karena sistem drainase jalan yang buruk, komponen material jalan yang rusak, hingga tingkat kepadatan tanah yang rendah.
Jalan berlubang tentu sangat menjadi ancaman bagi para pengendara di jalan karena dapat menyebabkan kerusakan pada kendaraan hingga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.
Melansir dari laman ntmcpolri.info, Jumlah angka kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) yang terjadi pada periode 2022 ini meningkat sebanyak 24.000 kasus Lakalantas atau sekitar 34,60 persen. Salah satu faktor penyebab kecelakaan ini diantaranya adalah karena curah hujan lebat hingga ekstrem yang terjadi di kuartal terkahir tahun 2022.
Berkendara di musim penghujan memang membutuhkan perhatian lebih, terutama saat kita harus melewati kontur jalan yang tergenang air yang membuat kita tidak mengetahui permukaan jalan tersebut mulus atau berlubang.
Terlebih saat kita memacu kendaraan di jalan tol yang terkenal sebagai jalan bebas hambatan. Karenanya tak jarang kecelakaan beruntun terjadi disebabkan salah satu kendaraan mengalami kendala saat melaju di jalan tol.
Lantas bagaimana jika kita mengalami situasi pecah ban saat memacu kendaraan pada kecepatan tinggi seperti di jalan tol?
Langkah apa yang harus kita lakukan, apakah menginjak rem menjadi solusi tepat atau tetap menekan pedal gas dengan risiko kecelakaan yang tinggi?
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan ada teknik berkendara yang perlu diketahui saat mengalami pecah ban, sehingga dapat meminimalisir terjadi kecelakaan fatal saat melaju dengan kecepatan tinggi di jalan tol.
Namun Sony juga menekankan tentang pentingnya mengetahui batas aman kecepatan kendaraan terutama di jalan tol yang wajib diperhatikan.
“Batas kecepatan maksimum kendaraan saat melaju di jalan tol adalah 100 Km/jam. Usahakan jangan sampai lebih, karena overspeed itu risikonya besar! Karakter ban itu sensitif, karena terbuat dari karet dan menggunakan tekanan udara, jika sampai mengalami pecah ban akan sulit untuk bisa mengontrol laju kendaraan.
Peningkatan risiko terjadinya pecah ban juga dapat meningkat signifikan akibat kontur permukaan jalan yang rusak dan kurangnya tekanan angin pada ban.” ujar Sony Susmana, sebagaimana dilansir dari laman Kompas.com
Dengan mempertahankan laju kendaraan pada batas kecepatan yang dianjurkan, maka saat kita harus menghadapi kondisi darurat, laju kendaraan tetap dapat kita kendalikan secara penuh.
Sony juga mengatakan, kondisi pecah ban terjadi sangat-sangat singkat, sehingga membutuhkan respon sigap dalam membaca situasi terburuk.
Terpenting dalam menghadapi kondisi ini adalah pengemudi jangan langsung panik, karena saat dalam kondisi panik, kita akan sulit untuk berpikir dan mengambil keputusan yang tepat.
“Saat terjadi pecah ban, usahakan jangan langsung injak rem karena setir pasti akan lari ke salah satu sisi. Langkah yang benar adalah kita seimbangkan laju setir, caranya dengan mengikuti arah mobil melaju begitu ban pecah pada salah satu sisi.
Pertahankan laju kendaraan dengan mengimbagi penggunaan gas. Kondisi ban yang telah pecah akan dengan sendirinya menurunkan laju kecepatan kendaraan. Jadi enggak perlu direm!” ungkap Sony dengan penuh penekanan.
Salah satu faktor paling umum yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pecah ban adalah karena kurangnya tekanan udara pada ban (kempis).
Kondisi ban yang kempis akan membuat dinding sisi ban yang tidak didesain mampu menahan gesekan turut mengalami gesekan ke permukaan jalan.
Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, lama-kelamaan ban akan mengalami aus pada dinding sisi ban yang memicu terjadinya pecah ban.
Untuk itu, penting bagi kita sebelum berkendara untuk mengecek tekanan udara terutama saat hendak berpergian jarak jauh.
Pengecekan tekanan ban bisa dilakukan di outlet-outlet Fast Nitrogen yang terdapat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina dan bp-AKR.
Mekanik handal dan profesional yang dimiliki outlet Fast Nitrogen akan membantu anda dalam membaca kondisi ban kendaraan serta memberikan solusi atas kondisi-kondisi tertentu yang bisa saja terjadi pada ban.
Selain itu, jangan abaikan tentik-teknik mengemudi saat dalam keadaan darurat, karena kesalahan dalam mengambil keputusan atau karena kelalaian kita dapat membahayakan diri kita dan pengguna jalan lain. Bijaklah dalam berkendara dan hargai hak-hak sesama pengguna jalan raya.
Baca Juga: Tips Aman Berkendara di Musim Penghujan
Penulis: Imam Pramana
Editor: Team Editor Nitro Pratama
Sumber: Kompas.com