Blog Artikel

Amankah Mengurangi Tekanan Angin Ban? Saat Akan Menempuh Perjalanan Jauh

Mungkin sebagian besar dari kita ada yang masih memahami bahwasanya tekanan angin ban harus dikurangi saat akan melakukan perjalanan jauh.

Pasalnya, saat melakukan perjalanan jauh tekanan angin di dalam ban cenderung akan meningkat karena proses penguapan molekul udara yang saling bergesekan dan menciptakan panas.

Namun perlu diketahui bahwa kebiasaan mengurangi tekanan angin ban saat akan menempuh perjalanan jauh adalah kebiasaan yang sudah harus kita tinggalkan.

Sebab asumsi bahwa penguapan molekul udara yang terjadi di dalam ban dapat membuat ban kelebihan tekanan angin dan berisiko meledak di jalan adalah sebuah pemahaman tak berdasar.

Karena setiap pabrikan kendaraan (mobil) pastinya telah melengkapi informasi pada kendaraan-kendaraan mereka terkait standar aman tekanan angin ban yang sudah ditentukan dan teruji keamanannya.

Karenanya, penting bagi kita untuk mengikuti panduan angka standar tekanan angin ban sesuai dengan aturan pabrikan agar fungsi ban dapat bekerja secara maksimal.

On Vehicle Test (OVT) PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal menjelaskan bahwa kebiasaan mengurangi tekanan angin ban saat akan menempuh perjalanan jauh tidak dianjurkan.

Kebiasaan itu justru malah berpotensi akan menimbulkan masalah-masalah seperti mengurangnya stabilitas kendaraan, kendaraan menjadi berat dan boros BBM, hingga risiko pecah ban di jalan.

“Mungkin harapannya dengan mengurangi tekanan angin, ban tidak akan bermasalah dengan peningkatan tekanan angin karena temperatur panas didalamnya. Anggapan ini memang benar karena saat temperatur panas terjadi didalam ban, tekanan angin akan bertambah.

Namun bertambahnya tekanan angin pada ban karena penguapan molekul udara didalamnya masih masuk dalam batas toleransi dan hal itu juga sudah dipikirkan produsen ban.” ungkap Zulpata Zainal.

Jika kita menetapkan setelan tekanan angin ban jauh di bawah dari batas yang sudah direkomendasikan pabrikan, hal itu justru akan mengganggu stabilitas kendaraan.

Saat kendaraan dipacu melaju dengan kecepatan tinggi namun tidak didukung tekanan angin ban sesuai standar yang dianjurkan pabrikan, maka hasilnya laju kendaraan tidak akan stabil dan risiko terjadinya pecah ban di jalan kian meningkat karena kondisi dimana dinding ban (yang tidak didesain untuk menahan gesekan dengan permukaan jalan) akan ikut menerima gesekan dengan permukaan jalan yang membuatnya akan mudah terkikis dan akhirnya tidak lagi mampu menahan tekanan angin dari dalam ban.

“Potensi ban meledak di jalan juga jadi lebih besar karena ban yang kempis harus menahan muatan yang cukup berat, membuat tumpuan bagian bawah ban tidak hanya pada tapak ban tetapi juga pada dinding ban yang enggak didesain untuk itu.” ungkapnya menambahkan.

Penggunaan Nitrogen sebagai alternatif mengisi tekanan udara di dalam ban juga sangat dianjurkan karena molekul udaranya yang bersifat dingin akan menekan kenaikan temperatur suhu di dalam ban.

Hal itu akan meminimalisir terjadinya penguapan molekul udara di dalam ban dan menjaga elastisitas ban sehingga daya cengkram ban pada permukaan jalan akan lebih maksimal.

Jadi, walaupun sekiranya kita akan menempuh perjalanan yang jauh, menetapkan tekanan angin sesuai anjuran pabrikan adalah langkah yang paling aman.

Baca Juga: Pecah Ban Karena Menghantam Jalan Berlubang, Injak Rem Atau Tetap Tancap Gas?

Penulis: Imam Pramana
Editor: Team Editor Nitro Pratama
Sumber: gridoto.com

Post A Comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *