Blog Artikel

Ban Mobil Berdecit Saat Berbelok? Berikut Beberapa Penyebabnya!

Mungkin diantara kita pernah atau justru sering kali mendengar suara berdecit yang bersumber dari ban mobil ketika berkendara? Namun, pernahkah kita berpikir apakah hal itu normal atau justru ada hal ganjil yang terjadi pada mobil kita?

Umumnya, suara berdecit pada ban terjadi karena bagian tapak ban mobil yang bersentuhan dengan permukaan jalan mendapat traksi yang cukup mencengkram pada permukaan jalan. Akan tetapi, ada beberapa faktor lain yang menjadi penyebab suara berdecit pada ban, terutama disaat kendaraan berbelok.

National Sales Manager PT. Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono, memaparkan faktor apa saja yang menjadi penyebab suara berdecit pada ban sebagai berikut:

Posisi Roda Tidak Sejajar
Pada kasus posisi roda tidak sejajar, perlu diketahui bahwa pengaturan Camber dan Toe pada pelurusan roda akan membantu roda di posisi sejajar satu sama lain.

Camber adalah istilah untuk sudut kemiringan roda pada posisi vertikal jika dilihat dari bagian depan dan belakang mobil. Sementara Toe adalah istilah untuk sudut roda jika dilihat dari bagian atas kendaraan, dimana pada posisi ini roda kendaraan harus berbanding lurus 0 derajat.

“Kalau salah satu komponennya tidak sejajar, ban berkemungkinan mengalami keausan yang tidak merata karena menyentuh permukaan jalan dengan posisi yang salah.” ungkap Apriyanto.

Tingkat Keausan Ban Tidak Merata
Tapak ban menjadi kunci utama laju kendaraan karena berkaitan dengan traksi pada permukaan jalan. Saat terjadi keausan yang tidak merata pada tapak ban, ban berkemungkinan mengeluarkan suara berdecit bahkan pada trak jalan lurus.

“Guna menghindari tingkat keausan yang tidak rata, kondisi ban perlu diperiksa secara berkala. Pemeriksaan meliputi balancing dan rotasi, tekanan angin ban, suspensi roda, hingga mengecek kondisi kembangan ban untuk mengetahui tingkat keausan ban, cek apakah ada paku atau kerikil yang menancap.” lanjut Apriyanto.

Ban Kurang Tekanan Angin
Ban dengan kondisi kekurangan tekanan angin tidak hanya akan membuatnya mengeluarkan suara berdecit, tetapi juga akan membuat struktur ban rentan mengalami kerusakan.

Kondisi ban yang kempis akan membuat kemampuan traksi ban menjadi semakin buruk, disaat mobil berbelok, ban tidak mendapatkan traksi yang cukup dan membuat ban berdecit saat berbelok ditikungan.

Sebetulnya, anjuran tinggi-rendahnya tekanan angin ban pada tiap-tiap kendaraan telah dibuatkan standarisasi dari masing-masing pabrikan, pada mobil biasanya acuan standarisasi itu ditempatkan di sisi pintu pengemudi. Umumnya standarisasi tekanan angin ban untuk mobil jenis city car, rekomendasi tekanan angin adalah 30-36 psi, sementara untuk mobil SUV adalah 35-40 psi.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan saat berkendara, alangkah baiknya jika pengecekan kondisi ban rutin kita lakukan secara berkala. Pengecekan dapat dilakukan secara mandiri di rumah atau melalui layanan Autocare Fast Nitrogen yang tersebar di SPBU-SPBU terdekat.

Melalui layanan Autocare Fast Nitrogen, kita akan mendapat pelayanan proporsional dari mekanik mekanik berpengalaman. Pengisian tekanan angin ban-pun akan dialihkan pada penggunaan Nitrogen yang telah teruji secara sains bekerja lebih baik dalam menjaga traksi dan memberikan perlindungan pada ban.

Baca Juga: Mengabaikan Ban Dalam Kondisi Kempis, Ini Rentetan Risikonya!

Penulis: Imam Pramana
Editor: Team Editor Nitro Pratama
Sumber: liputan6.com

Post A Comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.