Salah satu bentuk perawatan kendaraan yang umum dilakukan secara rutin adalah mengecek kondisi tekanan angin ban. Dikarenakan material dasar ban adalah karet yang tentunya memiliki jaringan pori-pori, sehingga tekanan angin di dalam ban berangsur-angsur akan terus berkurang.
Karenanya, sudah menjadi tanggung jawab bagi para pemilik kendaraan untuk memastikan tekanan udara di dalam ban selalu berada pada batas toleransi standar tekanan pabrikan kendaraan.
Karena ketika tekanan angin pada ban kurang melewati batas toleransi yang ditentukan pabrikan, meskipun kendaraan tidak digunakan atau hanya terparkir di garasi, hal itu tetap dapat menyebabkan berbagai kerugian terkait performa dan keawetan ban.
Patokan standarisasi tekanan angin ban pada taiap-tiap kendaraan umumnya tertera pada bagian tertentu pada kendaraan. Misalnya pada kendaraan mobil, umumnya informasi ini tertulis cukup jelas di bagian bodi mobil tepatnya di pilar ketika pintu sisi pengemudi dibuka.
On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal menekankan tentang berbagai potensi kerusakan ban jika tekanan udara ban dibiarkan dalam kondisi kempis.
“Ban yang tekanan udaranya kurang (kempis) berpotensi rusak ketika menghantam benda-benda keras seperti batu, trotoar, dan lubang ketika di jalan. Jenis kerusakan yang umum terjadi adalah munculnya benjolan pada dinding ban karena terputusnya jaringan struktur kawat ban.” ungkap Zulpata sebagaimana dikutip dari Kompas.com (Sabtu, 8 Juli 2023).
Potensi kerusakan ban juga bisa terjadi ketika ban dalam kondisi kempis dibiarkan di garasi. Kerusakan akan terjadi pada ban ketika pelek menggencet ban yang kempis dengan bobot kendaraan cukup berat. Selain itu, kerusakan ban juga dapat terjadi karena ban kehilangan daya elastisitasnya sehingga ban kenjadi kaku atau peyang.
“Dalam kondisi kempis, dinding ban akan menekuk dan menyebabkan ban tergencet antara pelek dengan permukaan jalan, hal itu berpeluang membuat jaringan konstruksi kawat ban terputus.” ucap Zulpata.
Selain dapat merusak konstruksi ban, kondisi ban yang kempis juga dapat menurunkan performa kendaraan, kendaraan menjadi berat dan boros bahan bakar. Hal ini diungkapkan Foreman Nissan Bintaro, Ibrohim yang mengatakan hal sering dianggap sepele seperti tekanan angin ban juga dapat berpengaruh pada performa kendaraan.
“Pada kondisi tekanan angin ban yang kurang, maka laju kendaraan akan menjadi lebih berat, akibatnya tenaga mesin berkurang. Kondisi ban kempis yang dipaksa melaju ini diibaratkan sama dengan kondisi mobil yang mengangkut muatan berlebih, performa kendaraan melambat, namun boros BBM.” ungkap Ibrohim.
Sebetulnya ada banyak cara untuk mengatasi permasalahan ban kempis, seperti rutin melakukan pengecekan kondisi ban sebelum berpergian hingga beralih menggunakan Nitrogen. Sebagaimana telah teruji Sains, bahwa molekul penyusun unsur Nitrogen (N2) lebih besar dibanding dengan molekul Udara atau Oksigen (O2), sehingga risiko udara keluar melalui pori-pori ban semakin minim.
Selain itu, karakteristik Nitrogen yang dingin akan menjaga suhu di dalam ban tetap pada temperatur rendah, sehingga ban akan tetap berada pada performa terbaiknya. Daya elastisitas ban tetap terjaga, serta mencegah risiko terjadinya pecah ban saat di jalan karena proses penguapan udara yang terjadi akibat perputaran ban.
Baca Juga: Tekanan Angin Di Keempat Ban Berbeda-beda, Apakah Berbahaya?
Penulis: Imam Pramana
Editor: Team Editor Nitro Pratama
Sumber: otomotif.kompas.com