Tradisi Halal Bi Halal kembali mewarnai suasana pasca Idul Fitri di lingkungan korporasi Indonesia. Pada Kamis, 17 April 2025, tiga perusahaan yakni PT Nitro Pratama Indonesia, PT Winaz Kreasi Indonesia, dan PT Arbaa Kreatif Teknologi menggelar acara Halal Bi Halal bersama dalam suasana kekeluargaan yang hangat.
Halal Bi Halal: Melestarikan Kearifan Lokal di Era Modern
Dalam sambutannya yang inspiratif, Direktur Utama PT Nitro Pratama Indonesia, Bapak Wahyu Andi Wijayanto, menyampaikan pesan bermakna tentang esensi tradisi ini. “Acara Halal Bi Halal bukanlah suatu kewajiban ataupun bagian dari rangkaian aturan Agama Islam di dalam Hari Raya Idul Fitri, melainkan ini sebuah tradisi baik (yang harus dipertahankan) karena menjadi momentum menyambung tali silaturahmi,” ujarnya.
Pernyataan ini menegaskan pentingnya mempertahankan tradisi yang telah menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat Indonesia, khususnya dalam konteks korporasi modern. Halal Bi Halal, yang secara harfiah berarti “saling menghalalkan”, mencerminkan budaya saling memaafkan dan membuka lembaran baru dengan hati yang bersih.
Membangun Ikatan Kekeluargaan Melalui Nilai-nilai Tradisional
Kebersamaan tiga perusahaan dalam acara ini menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai kebersamaan yang melampaui aspek bisnis semata. Sebagaimana terlihat dari foto dokumentasi acara, seluruh jajaran karyawan, manajemen, dan direksi hadir dengan mengenakan busana bernuansa hitam, menciptakan kesan kesatuan dan kesetaraan.
Kolaborasi PT Nitro Pratama Indonesia, PT Winaz Kreasi Indonesia, dan PT Arbaa Kreatif Teknologi dalam menggelar acara ini mencerminkan sinergi positif antar perusahaan yang berbagi nilai-nilai serupa.
Memperkuat Budaya Perusahaan Melalui Tradisi
Kesadaran perusahaan untuk mengadopsi dan melestarikan tradisi lokal seperti Halal Bi Halal merupakan langkah strategis dalam membangun budaya perusahaan yang kuat. Melalui momen silaturahmi ini, hubungan antar karyawan dapat terjalin lebih dekat, menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif.
Fenomena ini juga menunjukkan bahwa nilai-nilai tradisional dan modern dapat berjalan beriringan dalam ekosistem bisnis. Di era digital dan globalisasi yang sering kali mengikis nilai-nilai lokal, inisiatif untuk mempertahankan tradisi semacam ini layak mendapat apresiasi.

Halal Bi Halal sebagai Investasi Sosial dan Emosional
Lebih dari sekadar seremoni formal, Halal Bi Halal menjadi momen penting untuk menjalin kembali komunikasi, memperbaiki hubungan yang mungkin sempat renggang, dan meneguhkan komitmen bersama untuk kemajuan perusahaan. Tradisi ini menjadi investasi sosial dan emosional yang bermanfaat untuk keberlanjutan organisasi dalam jangka panjang.
Dengan mengidentifikasi diri sebagai “keluarga besar”, ketiga perusahaan tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mengejar keuntungan bisnis, tetapi juga membangun fondasi yang kuat melalui ikatan emosional dan kultural di antara seluruh pemangku kepentingan.
Halal Bi Halal yang diselenggarakan oleh PT Nitro Pratama Indonesia, PT Winaz Kreasi Indonesia, dan PT Arbaa Kreatif Teknologi membuktikan bahwa nilai-nilai tradisional masih relevan dan penting dalam lingkungan bisnis modern. Acara ini bukan sekadar formalitas, melainkan cerminan komitmen perusahaan terhadap nilai-nilai kekeluargaan dan silaturahmi yang menjadi bagian dari identitas budaya Indonesia.
Dalam konteks yang lebih luas, inisiatif ini menginspirasi perusahaan lain untuk tidak melupakan kearifan lokal di tengah tuntutan kompetisi global. Dengan menjaga keseimbangan antara profesionalisme dan nilai-nilai tradisional, perusahaan dapat membangun ekosistem kerja yang lebih bermakna dan berkelanjutan.
Author: Imam Pramana