Blog Artikel

Berbahaya! Ini Alasan Kenapa Mencampur Coolant dengan Air Biasa Bisa Bikin Mesin Mobil Rusak

Dalam dunia otomotif, penggunaan cairan pendingin (coolant) dalam sistem radiator sangat krusial untuk menjaga suhu mesin tetap stabil. Namun, seringkali pemilik kendaraan tergoda untuk “menghemat” dengan mencampur coolant dengan air biasa — entah karena kehabisan coolant, sebagai solusi darurat, atau kurangnya pengetahuan akan risiko jangka panjang. Meski terdengar praktis saat darurat, hal ini ternyata bisa membawa dampak serius bagi performa dan umur mesin kendaraan Anda. Artikel berikut membahas dengan lengkap bahaya mencampur coolant dengan air biasa, serta mengapa penting menjaga rasio campuran yang tepat.

1. Apa Itu Coolant dan Peranannya di Sistem Pendingin

Coolant, atau antipembeku (antifreeze), bukan hanya sekadar cairan yang menahan beku; ia mengandung aditif khusus seperti inhibitor korosi dan zat pelumas yang melindungi bagian-bagian sistem pendingin. Coolant biasanya dijual sebagai campuran siap pakai (pre-mixed) dengan rasio khusus, atau sebagai konsentrat yang perlu dicampur dengan air berkualitas (misalnya distilled) sebelum digunakan.

2. Bahaya Mencampur Coolant dengan Air Biasa

Berikut beberapa risiko serius jika Anda mencampur coolant dengan air biasa (misalnya air keran) secara sembarangan:

a. Korosi dan Karat
  • Air keran mengandung mineral seperti kalsium dan magnesium yang bisa menumpuk dan membentuk kerak di dalam radiator serta komponen sistem pendingin lainnya.
  • Lebih buruk lagi, aditif pelindung korosi dalam coolant akan terlarut dan berkurang efektivitasnya jika diencerkan dengan air, sehingga logam dalam sistem bisa lebih cepat berkarat.
b. Penurunan Efisiensi Pendinginan
  • Coolant dirancang dengan titik didih yang lebih tinggi dan titik beku yang lebih rendah dibandingkan air biasa.
  • Jika terlalu banyak air ditambahkan, titik didih campuran bisa turun, sehingga dalam kondisi panas mesin, cairan lebih mudah mendidih dan menguap, berisiko overheat.
  • Selain itu, rasio yang tidak tepat mengurangi kemampuan coolant dalam mentransfer panas secara efisien.
c. Risiko Pembekuan di Suhu Dingin
  • Air biasa membeku pada 0 °C, sedangkan antifreeze (coolant) menurunkan titik beku agar cairan tetap cair di suhu rendah.
  • Jika campuran terlalu encer dengan air, ada risiko beku saat suhu rendah, yang bisa menyebabkan ekspansi es dan merusak bagian seperti blok mesin atau selang radiator.
d. Tekanan Sistem Pendingin yang Tidak Stabil
  • Karena titik didih yang lebih rendah, campuran cairan bisa menghasilkan tekanan yang tidak stabil dalam sistem pendingin.
  • Hal ini bisa menyebabkan tutup radiator terbuka pada tekanan lebih rendah dari yang seharusnya, atau bahkan selang meledak bila uap terbentuk.
e. Kerusakan Pompa Air
  • Coolant menyediakan pelumasan bagi pompa air melalui aditif tertentu, sedangkan air biasa kekurangan sifat pelumas ini.
  • Seiring waktu, pompa bisa aus atau seal rusak karena kurang pelumasan, memperpendek umur pakai komponen pendingin.
f. Sludge dan Endapan
  • Penggunaan air keran dapat memperkenalkan ion dan kotoran yang menyebabkan pembentukan endapan atau “sludge” dalam sistem.
  • Endapan ini bisa menyumbat aliran cairan pendingin, menurunkan efisiensi pendinginan dan bahkan merusak bagian internal radiator atau mesin.

3. Studi dan Bukti dari Penelitian

  • Sebuah penelitian di Universitas Sebelas Maret menunjukkan bahwa efisiensi perpindahan panas radiator dengan campuran coolant-air (ethylene glycol) dipengaruhi laju aliran serta tekanan radiator.
  • Penelitian lain melaporkan bahwa penggunaan air biasa sebagai pendingin menghasilkan efektivitas radiator lebih rendah dibandingkan coolant, yang berdampak negatif pada kinerja mesin.
4. Kapan, Jika Perlu, Air Bisa Digunakan?
  • Dalam situasi darurat (misalnya coolant habis di tengah jalan), penggunaan air biasa sementara mungkin bisa diterima. Namun, ini hanya solusi sementara dan harus segera diikuti dengan pengisian ulang coolant yang benar.
  • Jika terpaksa menggunakan air, lebih aman menggunakan air distilasi (deionized) daripada air keran, karena lebih sedikit mineral dan kotoran.
  • Setelah darurat teratasi, sebaiknya flush (bilas) sistem pendingin dan isi ulang dengan campuran coolant sesuai rekomendasi pabrikan (umumnya 50:50, tetapi tergantung jenis coolant).

Mencampur coolant dengan air biasa mungkin terlihat sebagai solusi hemat atau darurat, tetapi efek jangka panjangnya bisa sangat merugikan. Dari risiko korosi, overheat, beku, hingga kerusakan pompa air — konsekuensinya dapat merusak mesin dan memperpendek umur sistem pendingin. Oleh karena itu, selalu gunakan campuran coolant-air sesuai anjuran pabrikan, dan hindari mencampur sembarangan. Dalam kondisi darurat, jika terpaksa pakai air, pastikan segera lakukan flush dan isi ulang dengan coolant berkualitas. Dengan perawatan yang tepat, Anda menjaga mesin tetap dingin, efisien, dan awet.

Baca Juga: Jangan Abaikan Minyak Rem! Ancaman Rem Blong Bisa Mengintai Kapan Saja

Author: Imam Pramana
Editor: Tim Editor Nitro Pratama
Source Image: Kompas Otomotif
Sumber:

  1. Accelera Radial. 5 Reasons Why Car Radiators Should Not Be Filled with Plain Water. 30 Mei 2025. (accelera-radial.com)
  2. MechanicsNews. Can You Put Water in Your Coolant? Essential Guide for Car Owners. (Mechanics News)
  3. CarsBibles. What Happens If I Put Water In My Coolant? (carsbibles.com)
  4. ShunAuto. Can You Use Water Instead Of Coolant In Your Car? (ShunAuto)
  5. ShunAuto. Can You Top Up Car Coolant With Water? Pros, Cons, And Risks. (ShunAuto)
  6. MyCarMakesNoise.com. What Happens if You Mix Water and Coolant? (My Car Makes Noise)
  7. PTT Lubricants (PTTLubricants). Can we use plain water instead of coolant when the radiator runs dry? (pttlubricants.pttor.com)
  8. CarFluidGuide.com. Can I Put Water Instead Of Engine Coolant: Risks And Alternatives. (Car Fluid Guide)
  9. RadiatorDude.com. Can you mix radiator coolant with water? (Warm Up Your Home)
  10. Uniwersitas Sebelas Maret. Nanang Dwi Nuryanto. Pengaruh Laju Aliran Coolant Campuran Air dengan Ethylene Glycol terhadap Laju Perpindahan Panas dan Penurunan Tekanan Radiator Otomotif. (Digilib UNS)
  11. Universitas Islam Riau (UIR). Efektivitas Radiator Berdasarkan Jenis Coolant (Air vs Coolant). (Repository Universitas Islam Riau)

Post A Comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.